MAKALAH
PENTINGNYA
CITA-CITA
Makalah
ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pembimbing: Drs. Suhartono, M.Pd
Disusun oleh:
Yogi Rakhmawati / I B
K7113238
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi apa itu cita-cita dan
bagaimana cara kita sebagai pendidik membimbing peserta didik untuk menggapai
cita-citanya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Atas terselesainya makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Terutama penulis haturkan kepada:
1.
Bapak
Drs. Suhartono, M.Pd , selaku
dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia,
2.
Teman- teman seperjuangan semester satu yang penulis tak mampu menyebutkan satu-persatu,
3.
Semua pihak yang ikut memabantu dalam
penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekeliruan dan kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penyusun atas terbentuknya makalah ini, semoga
makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kebumen, Oktober
2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cita-cita............................................................................................... 2
B. Manfaat
Mempunyai Cita-Cita............................................................................ 3
C.
Mengapa Kita Harus Bercita-cita? ....................................................................... 4
D.
Bagaimana kita sebagai tenaga pendidik membimbing peserta didik kita teruta-
ma
anak SD agar mempunyai cita-cita ? ............................. ………………………..7
BAB
III PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................................................ 12
B.Saran....................................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semua
orang memiliki cita-cita menjadi apa yang diinginkan. Cita-cita bukan hanya
terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu cita-cita adalah sebuah
tujuan hidup.Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang
banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang
bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan
menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai
keridhaan Allah.
Sebagai seorang pendidik tentunya
kita memiliki cita-cita menjadi guru teladan bagi setiap murid-muridnya. Bukan
hal mudah jika kita hanya memiliki niat saja untuk menjadi guru teladan tapi
memerlukan niat,usaha, dan kerja keras . Dalam pencapaiannya,kita perlu
inovasi-inovasi, tekad serta didasari fondasi yang teguh. Dimulai dengan kita
memiliki impian , tapi bukan sekedar impian belaka. Impian yang membuat kita
mengaplikasikan kepada peserta didik
kita nantinya. Yang dapat membuat
peserta didik kita memiliki impian dan cita-cita bagi masa depannya kelak.
B. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan cita-cita ?
2.
Apa manfaat mempunyai cita-cita ?
3.
Mengapa kita harus bercita-cita ?
4.
Bagaimana kita sebagai tenaga pendidik
membimbing peserta didik kita terutama anak SD agar mempunyai cita-cita ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Cita-cita
Menurut
KBBI, cita-cita adalah :
1.
Keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran.
2.
Tujuan yg sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan).
Menurut Arhaadesin
dalam http://arhaadesin.blogspot.com/2012/06/pengertian-cita-cita.html
( diakses tanggal 24 Oktober 2013), cita-cita
adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada
orang hidup tanpa cita-cita, tanpa
berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita adalah suatu impian dan
harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah
tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu
hanyalah angan-angan belaka. Bagi orang
yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah
sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju
dengan langkah yang
jelas dan mantap dalam kehidupan
ini sehingga ia menjadi
sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai
angan-angan belaka maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat
membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang
mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur
sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang
tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih
jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan
seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan
pasir potensi diri.
Cita-cita
bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah
tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang
banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang
bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan
menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai
keridhaan Allah.
B.
Manfaat Mempunyai Cita-Cita
Dalam http://www.iprasblog.com/meraih-cita-cita-hidup-lebih-berarti-di-masa-depan-nanti/381#sthash.9zc1Hrgs.dpuf (diakses tanggal 24 Oktober 2013) manfaat cita-cita yaitu sebagai berikut :
·
Hidup mempunyai jalan atau arah yang
jelas
Hal
ini sudah jelas, dengan mempunyai cita-cita, kita akan tahu kemana arah hidup
yang akan kita jalani, dan kita pun tahu tujuan kita belajar, menuntut ilmu,
bersekolah, dan segala macamnya. Tujuannya yaitu mengejar cita-cita dan
berusaha sekuat mungkin untuk mengejar cita-cita tersebut.
·
Mental dan niat semakin terasah
Dengan
adanya cita-cita yang kuat, mental untuk melawan segala hambatan akan terasah,
misalnya melawan rasa malas, kantuk, dan godaan bermain game akan teratasi. Hal
ini biasa melanda anak SMP atau sederajat, tapi ini akan mudah teratasi jika
kita sudah tahu bahwa semua itu hanya
akan menghambat niatnya mengejar cita-cita.
·
Terus Belajar dan Berlatih
Cita-cita menjadi sebuah tujuan yang harus kita kejar. Seiring dengan adanya
cita-cita yang kuat tersebut, kita akan
berusaha meningkatkan kemampuannya agar cita-cita kita bisa tercapai. Yaitu
dengan belajar dan berlatih segala hal yang menunjung cita-cita tersebut.
C.
Mengapa
kita harus bercita-cita ?
Mengapa seseorang harus
memiliki cita-cita, dikarenakan seseorang harus memiliki cita-cita adalah
karena hidupnya, seseorang jika tidak memiliki cita cita hidupnya akan terasa
seperti tak berguna karena dia dalam menjalani hidup tidaklah memiliki
tujuan.Namun jika memiliki cita cita hidup pastilah berguna, karena dengan cita
- cita yang ingin dicapai pastinya seseorang akan berjuang keras demi
tercapainya cita-cita tersebut, contoh seorang anak TK bercita cita saat dewasa
akan menjadi seorang astronot, dalam kehidupannya walau tidak mendukung dia
untuk menjadi seorang astronot dia pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk
menjadi astronot, namun diperjalanan untuk meraih cita cita tersebut pastilah
ada rintangan yang akan selalu menghadang. Ini analoginya setiap cita cita
memiliki ketinggian yang berbeda, maka dari itu kita tidak boleh takut dengan
ketinggian itu, dan lampauilah anak tangga yang menjadi jalan yang menuju
tujuan tersebut, nah dari sini sejak sang anak tersebut dari TK , dia menaiki
ke anak tangga SD, lalu ke SMP lalu ke SMA dan perkuliahan dengan semangat,
sesampainya ditingkat klimaksnya anak tangganya ada yang patah dan dari sinilah
semua ilmunya yang dia pelajari dari TK hingga kuliah diuji, patahnya anak
tangga ini bisa jadi adalah sebuah cobaan yang menghampirinya sewaktu waktu
tanpa diketahui, namun dengan semua pelajaran yang ia dapatkan itu dapat memecahkan masalah tersebut.
Seperti yang
dikatakan Fahd Djibran dalam buku Hidup Berawal dari Mimpi (2011: 26) , mungkin
kadang kita merasa kecewa hari ini, kita merasa kalah hari ini, kita merasa
hidup tak sehebat yang kita bayangkan , tapi hidup memang tak melulu soal
kebahagaiaan. Kita juga harus ingat, bahwa saat-saat kita merasa kecewa dan
kalah sesungguhnya merupakan sat-saat terkuat kita. Cita-cita adalah bagaimana
kita meraih kebahagiaan. Menurut Fahd Djibran (2011: 36) , kebahagiaan adalah soal bagaimana cara kita menjadi juara bagi
diri sendiri. Yakinlah, dan terus melangkah, jangan biarkan diri kita dikalahkan
oleh rasa takut dan ragu. Sebab , setiap orang adalah juara bagi dirinya
sendiri.
Bagaimanakah jadinya nanti jika kita
memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik
pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak
mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti.
Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang
roboh atau bahkan kita tidak akan pernah
bisa membuat sebuah rumahpun.
Fenomena seseorang
tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa
orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi dimana mereka atau apa
yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan
menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka
akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit
tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti
apa gambaran umum perkuliahan dijurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat
mereka raih kedepannya karena berkuliah dijurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan
teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan
asal pilih?. Yang terjadi selanjutnya adalah disaat perkuliahan sudah
berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak
sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya.
Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi ditahun depan atau malas-malasan
belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan
terhadap waktu, biaya dan tenaga. Tapi ingat waktu tak pernah menyediakan
kesia-siaan bagi mereka yang berjuang dan bekerja keras.
Dahulu ada sebuah
tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam
sebuah kurungan ayam yang ditutupi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut
disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar
(musisi),spidol(pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot)
dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali
diambi l oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan
beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi
seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi.Nilai
yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai
peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan
minat yang dipunyainya.Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Cita-cita bukan hanya
terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan
hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang
banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang
bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan
menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai
keridhaan Allah. Jadi inilah pentingnya kita harus mempunyai cita-cita. Tanpa
cita-cita kita mempunyai tujuan hidup yang jelas seperti terkatung-terkatung
,mengikuti air mengalir.
Terkadang kita bertanya
kepada diri sendiri serta rekan yang lain, tentang mau dijadikan seperti apa
diri kita di masa depan nanti? Kalau boleh memilih, sudah tentu kita akan lebih
memilih untuk menjadi orang sukses, iya kan? Kalau memang seperti itu, tapi
kenapa sepertinya kita tidak ada usaha untuk meraih cita-cita sebagai orang
sukses? Ini justru aneh kan?. Seharusnya kita bisa menyadari tentang arti
sebenarnya dari meraih cita-cita, karena kita hanyalah manusia biasa yang mana
memang hanya diberikan satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Dari
kesempatan untuk bisa hidup yang telah diberikan kepada kita ini, apakah lantas
kita akan menyia-nyakannya begitu saja?
“Hidup enggan mati pun
tak mau” suatu istilah yang mungkin bisa menggambarkan kondisi dari
mereka-mereka yang tidak pernah mau meraih cita-cita.Hidup semacam itu hanya
berisi kebosanan dalam kesehariannya, tidak ada ambisi untuk meraih cita-cita,
hidup mereka mengalir seperti air tanpa tujuan yang jelas. Mereka hanya
mengikuti arus kehidupan, bukankah sangat membosankan hidup semacam itu? .
Ingatlah kita hidup di dunia ini hanya sekali, jangan sampai kita meninggalkan
dunia ini tanpa bisa mendapatkan suatu prestasi apapun.Orang yang tidak
memiliki ambisi untuk meraih cita-cita adalah orang yang hanya hidup untuk
menunggu mati.
Ada alasan tertentu
kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa
cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan
akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau
terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk
surga. Dan karena ketidaktahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari
pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan
tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya
kita sadar untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan
pada waktu kecil dulu, dengan begitu motivasi di dalam pikiran kita akan
tumbuh. Cita-cita yang pernah kita sebutkan dulu bukanlah suatu hal yang bisa
kita sepelekan, kenapa?.Karena yang namanya cita-cita adalah suatu motivasi
sekaligus doa harapan bagi kita untuk menuju kehidupan masa depan yang terarah,
karena jika kita mau berusaha untuk meraih cita-cita itu maka kita sudah
memiliki jalur kesuksesan sendiri.
Menjalani
kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan
tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas.Mungkin saja air yang mengalir ini
harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani
kehidupan semacam itu? .Maka dari itu, tentukan dan berusaha untuk meraih
cita-cita mulai dari sekarang adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan
untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan nanti. Meski jalurnya
tidak mudah untuk dilewati, tapi selama kita tahu jalan-jalan yang harus
dilalui maka kita tidak perlu untuk melewati jalur yang tidak kita inginkan
seperti ilustrasi air tadi, dan itulah gunanya meraih cita-cita.
D.
Bagaimana
kita sebagai tenaga pendidik membimbing peserta didik kita terutama anak SD
agar mempunyai cita-cita ?
Sering
kita mendengar ungkapan “jangan bercita-cita terlalu tinggi, nanti kalau jatuh
sakit”. Tentu bila hal ini kita yakini dan menjadi alasan pembenaran agar kita
tidak mempunyai cita-cita yang besar, maka akan sangat berbahaya apalagi bagi
generasi muda,apalagi kesan itu kita terapkan di sekolah dasar. Sayang sekali
kalau mereka harus hilang hanya karena masalah takut bercita-cita, padahal
mereka mempunyai potensi luar biasa yang mampu mengubah dunia. Mereka hilang
karena pasrah atau menyerah pada nasib. Atau potensi mereka hilang karena
terlena dalam kenyamanan .
Kita
sebagai pendidik tentunya memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik
untuk bercita-cita.Karena kita tahu, dengan memiliki cita-cita kita memiliki
tujuan hidup. Tidak mudah terombah ambing. Dalam hal ini kita memberikan
pengertian kepada anak-anak dengan
membiarkan mereka bermimpi dan bercita-cita setinggi mungkin. Memberikan
semangat dengan dengan memberi penjelasan apa itu kerja keras. Karena cita-cita
yang tinggi tentunya tidak mudah untuk diraih, harus dengan usaha dan kerja
keras serta belajar dengan sungguh-sungguh.
Sebagai
peserta didik , kita juga harus pintar mengenali bakat dan minat dari
masing-masing murid. Jadi kita tahu, apa yang mereka sukai dan apa yang mereka
minati. Dengan kita tahu hal tersebut, kita dapat lebih mudah mengarahkan
sesuai dengan cita-cita dari masing-masing anak. Kita mengajarkan kepada
peserta didik agar mereka menjadi pemimpin. Pemimpin bagi diri mereka sendiri.
Pemimpin dalam meraih cita-cita mereka masing-masing.
Lihatlah bagaimana Allah mengajarkan kita agar menjadi
seorang pemimpin, menjadi sorang panutan. Artinya Allah menyuruh kita untuk
tidak menjadi orang yang tanggung-tanggung. Bila kita mampu menjadi lentera badai lantas kenapa
hanya mencoba untuk menjadi lilin. Bila kita
mampu menjadi seperti matahari yang dapat memberi manfaat kepada semesta
lantas kenapa kita memohon hanya untuk
menjadi lampu kota. Tentunya kita sebagai peserta didik tidak ingin melihat
anak didik kita sebagai lilin apalagi lampu kota. Besar peranan kita untuk
memberi jalan kepada anak didik untuk meraih cita-citanya. Dengan semangat dan
motivasi dari kita berikan akan berpengaruh besar dalam pencapain cita-cita
dari anak didik kita nantinya. Kita mengajarkan kepada anak didik kita untuk
memohon kepada Tuhan hal-hal yang tinggi, misal bercita-cita yang tinggi,
contoh menjadi pilot, dokter, astronot, ilmuan, professor dan lain-lain. Tapi
tetap tanamkan kepada anak didik kita sikap rendah hati, setinggi apapun kita
bercita-cita, meraih ridho Allahlah yang paling tinggi dari semua yang
dicita-citakan.
Dalam artikel
Mengejar Mimpi , Imam Suyanto (diakses tanggal 24 Oktober 2013) menuliskan,
Rosullulah mencontohkan kita untuk memohon surga, dalam hadits yang sudah kita
ketahui bersama.Rasulullah S.A.W bersabda,”Sesungguhnya di surga terdapat 100
tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalan-Nya.Jarak antara
satu tingkat dengan tingkatan yang lainnya seperti jarak antara langit dan
bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah mintalah Surga Firdaus.Sesungguhnya
Firdaus itulah tempat terbaik dan tertinggi derajatnya. Di atas Firdaus
terdapat Arsy Allah dan dari situ mengalir sungai-sungai surga ” (HR. Bukhari).
Surga Firdaus, adalah surga yang paling tinggi derajatnya yang terletak di
bawah Arsy Ar-Rahman. Rosulullah mencontohkan kita untuk memohon surga terbaik.
Artinya kita diajarkan untuk meminta kepada Allah sesuatu yang tinggi.
Cita-cita seperti kemudi. Ketika kita
punya cita-cita kita akan memiliki arah
hidup. Waktu kita akan terisi dengan kegiatan-kegiatan, perjuangan-perjuangan,
dan pencapaian-pencapain. Bayangkan bila
kita tidak punya cita-cita. Kita akan berpeluang besar mengabiskan waktu,
tenaga dan fikiran untuk sesuatu yang sia-sia. Kita bisa menjadi bimbang tak
tau esok mau melakukan apa. Ya, karena tak punya cita-cita.Tak tahu mau dibawa
kemana hidup kita.
Di
dalam hidup, menurut Fahd Djibran (2011: 193-213) , kita harus mempunyai mimpi.
Karena jika hidup berawal dari mimpi , kita mempunyai harapan,titik balik, hasrat,
utopia, perspektif, kedewasaan, dan kepercayaan. Harapan membuat kita tidak
lelah bermimpi. Barangkali kadang-kadang hidup memang tidak menyenangkan , tapi
jangan padamkan mimpi. Jangan lelah bermimpi dan berharap. Putus asa hanya kata
yang sia-sia. Di dalam kehidupan ada titik balik. Misal, kalau hari ini kamu
tukang cuci,bermimpilah besok kamu akan jadi pemilik warung. Kalau kamu sudah
jadi pemilik warung , bermimpilah tentang hal lain yang lebih besar . Masa
depan kita dimulai dari impian dan cita-cita kita saat ini.
Seorang
penyair pernah ditanya soal utopia. “Apa itu utopia?” tanya seorang kepadanya.
“Utopia adalah sebuah titik , yang ketika kau berada disebuah horizon, titik
itu berada sepuluh langkah dihadapanmu,” kata si penyair, “setiap kau
mendekatinya sepuluh langkah , titik itu akan menjauh sepuluh langkah . Dan
ketika kau berusaha menggapainya seribu langkah , titik itu selalu menjauh
sebanyak langkah yang kau ambil,” lanjut si penyair. “Lalu apa pentingnya
utopia?” Si penanya terus bertanya. “Itu tadi, utopia penting untuk dimiliki.
Agar kau selalu melangkah , dan terus melangkah.” Ya utopia memang penting
dimiliki, jadi kita dalam menggapai cita-cita kita terus berusaha untuk
menggapainya . Jangan ragu saat menggapai cita-cita, karena pada saat menggapai
impian dan cita-cita , kita tengah terus-menerus belajar untuk menjadi dewasa.
Pada prinsipnya, semua perjalanan menuju impian , selalu adalah proses menuju
kedewasaan. Dan kita percaya hidup berawal dari mimpi, kita memulai dengan
impian , kemudian kita memperjuangkan dan mempertahankan impian itu bersama
waktu yang terus berjalan.
Menurut
Laras Dewantari (larasdewantari.blogspot.com, diakses tanggal 24 Oktober 2013),
cara untuk menggapai cita-cita adalah
sebagai berikut :
Ada
kalanya kita menilai diri kita itu bodoh, tidak berbakat dan hal buruk
lainnya.Perlu diketahui bahwa manusia itu pada dasarnya tidak ada yang bodoh,
hal tersebut hanyalah sesuatu yang bisa diatasi dengan berbagai cara, berikut
adalah beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut:
1.
Kenali Minat
Seseorang
yang dikatakan bodoh sekalipun, pasti memiliki suatu hal yang disukainya untuk
itu penting untuk menentukan hal apa yang diinginkannya. Sebagai pendidik kita
harus mengenali dengan baik bakat dan minat
dari peserta didik kita,hal itu mempermudah kita untuk memberikan jalan
dalm mewujudkan cita-citanya.
2.
Mendekat
Setelah
anda tahu apa yang anda inginkan, kemudian anda harus mendekatkan diri terhadap
hal tersebut, misalnya anak didik menyukai bidang olahraga dan bercita-cita ingin menjadi pemain sepak
bola,, maka arahkan peserta didik tersebut dalam bidang olahraga.
3.
Fokus
Tidak
banyak orang yang bisa melakukan 2 hal secara bersamaan dengan hasil yang baik,
kita mengajarkan kepada peserta didik fokus menjalani hal yang diinginkan pertama
kali sampai tercapai dan barulah menentukan
keinginan yang lain.
4.
Lawan rasa ragu
Hal
yang harus anda hindari dalam rangka menginginkan sesuatu adalah melawan
keraguan,kita harus menanamkan kepada anak didik rasa percaya diri.Percaya pada
diri sendiri itulah kunci untuk melawan keraguan
5.
Sabar
Tidak
ada sesuatu cita-cita yang didapat secara instan, jadi teruslah berusaha dalam
mencapai cita cita dengan rasa sabar dan jangan putus asa.
6.
Perbanyak latihan
Sesuatu
yang dilakukan secara terus menerus pasti akan membekas dalam diri masing-masing peserta didik, hal apapun itu. terkait dengan
hal yang diinginkan, cobalah melakukannya dengan intensitas yang lebih.
Seperti
yang kita tahu, cita-cita atau tujuan
hidup ini hanya bisa diraih jika memiliki motivasi yang kuat dalam diri kita. Tanpa
motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita cita-citakan. Tapi
tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri
sendiri. Bahkan mungkin tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di
dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan motivasi tersebut. Cita-cita merupakan ekspetasi untuk masa depan,
jika kita menempatkannya 5 cm didepan kening kita, bukan tidak mungkin pasti
cita-cita itu akan jadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Mengapa? Jika kita
meletakkan 5 cm didepan kening kita ,
kita senantiasa merasakan sebuah semangat untuk meraihnya. Tanamkan kepada
peserta didik kita agar menempatkan cita-cita 5 cm didepan kening kita
masing-masing, karena jika hal tersebut dilakukan bukan tidak mungkin , peserta
didik akan semangat meraih dan menggapai cita-citanya masing-masing.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Cita-cita
dapat diraih jika kita tetap bertekad untuk maju yang disertai doa , usaha ,
ikhlas dan tawakkal.
Ø Sebagai
peserta didik , kita harus memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta
didik untuk meraih cita-cita, karena dengan cita-cita , masing-masing peserta
didik mempunyai tujuan hidup.
Ø Letakkan cita-cita 5 cm didepan kening
kita , kita senantiasa merasakan sebuah semangat untuk meraihnya.
B. Saran
Penulis menyarankan jika kita mempunyai cita-cita, jangan menyerah untuk
meraihnya. Tetap semangat walaupun hambatan datang silih berganti . Karena
cita-cita bukan hanya sekedar angan atau mimpi belaka tapi suatu harapan yang harus
diraih di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
iprasblog.com, meraih cita-cita hidup lebih berarti
dimasa depan nanti ,Diakses Tanggal 24 Oktober 2013
arhaadesin.blogspot.com,
2012 , pengertian cita-cita, Diakses
Tanggal 24 Oktober 2013
Santoso Imam, 2012 ,Mengejar
Mimpi, Diakses
Tanggal 24 Oktober 2013
larasdewantari.blogspot.com,
2012, pengertian cita-cita, Diakses
Tanggal 24 Oktober 2013
Djibran
Fahd,2011, Hidup Berawal dari Mimpi,
Kurniaesa Publishing.Jakarta
ijin promosi
BalasHapusVINA TOYS YOGYAKARTA
alamat: Klepu, Sendang Mulyo, Minggir Sleman ( barat jembatan ) Yogyakarta
Contact Person : 081328707843 atau 085743224356
Nobitaslot Situs Agen Slot, Daftar Slot Gacor Online Terpercaya di Indonesia
BalasHapusNobita Slot adalah Agen Slot Terpercaya di Indonesia, Daftar Situs Slot Gacor Online Terlengkap dan Terpopuler Hanya di Nobitaslot.
nobitaslot
nobita slot
daftar slot
daftar slot online
daftar slot terpercaya
daftar situs slot
daftar agen slot
daftar slot gacor
situs slot
situs slot online
situs slot gacor
situs agen slot
situs slot terpercaya
agen slot
agen slot online
agen slot terpercaya
agen gacor online
agen slot online
agen slot gacor
gacor online
gacor slot
gacor slot terpercaya
slot
slot online
slot terpercaya
slot online terpercaya
slot gacor\
Titanium Athletics - www.titanium-arts.com
BalasHapusWith titanium rod in leg a dedicated training titanium rod program, our suppliers of metal athletic trainer has titanium max the ability to work through trekz titanium pairing a range of key and critical physical activity.